TINGKAT KOROSIFITAS AIR TERHADAP INFRASTRUKTUR SUMBERDAYA AIR MENURUT DIN 4030 DAN LANGELIER SATURATION INDEX

Penulis

  • Moelyadi Moelyo

DOI:

https://doi.org/10.32679/jsda.v8i2.372

Kata Kunci:

Korosifitas air, fenomena, Langelier Saturation Index, DIN-4030, CO2 agresif

Abstrak

Terjadinya perusakan infrastruktur sumberdaya air oleh efek korosi, disebabkan terjadinya perubahan sifat kimia, fisika dan biologi dalam air. Fenomena ini perlu diteliti secara mendalam, namun secara teoritis dapat dinyatakan sebagai dampak dari pencemaran air dan fenomena lingkungan keairan yang mampu mengubah karakteristik air menjadi bersifat korosif. Indikasi korosifitas air dapat dilihat dengan makin meluasnya perusakan oleh air terhadap material yang ada. Penilaian tingkat korosifitas air dapat dilakukan berdasarkan beberapa metode, diantaranya kriteria korosifitas pada beton, perhitungan Langelier Saturation Index (LSI), Standard Methods for Examination Water and Wastewater dan penentuan kehilangan metal serta laju korosi. LSI merupakan suatu indeks yang dikaitkan dengan keasaman aktual dari air terhadap keasaman air setelah terjadinya penjenuhan oleh kapur (CaCO3). Penelitian yang dilakukan di Waduk Sermo, pada lokasi hulu, tengah, hilir luasan waduk serta outlet waduk, menunjukkan bahwa air Waduk Sermo belum termasuk kategori air yang dapat merusak beton, karena parameter pH, CO2 agresif, amonia, magnesium dan sulfat yang masih di bawah kriteria yang dapat merusak beton (DIN-4030, 1969). Akan tetapi, angka LSI hampir di semua lokasi dan titik pengamatan waduk menunjukkan angka LSI negatif, yang berarti air cenderung bersifat korosif sedikit terutama air bagian dasar waduk.

Referensi

APHA/AWWA/WEE. 2005. Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater, 21st Edition. Washington DC, USA.

Lohani, B.N., et.al. 1984. Environmental Quality Management, Environment Management Series. South Asian Pub., New Delhi

Jones, D.A. 1992. Principles and Prevention of Corrosion. Maxwell Mc. Millan Int’l. NY USA.

DIN-4030; 1969. Standar Tentang Penilaian Air, Tanah dan Gas Yang Merusak Beton (Terjemahan).

Herbland, A. dan Voituriez, B. 1979. Hydrological Structure Analysis for Estimating the Primary Production in Tropical Atlantic Ocean, Marine Res.J, 37th ed.

Bridgman, H. 1990. Global Air Pollution Problems. Belhaven Press, London, UK.

Basmi, J. 2000. Planktonologi: Plankton Bioindikator Kualitas Perairan. FPIK-IPB, Bogor.

Mas’ud, P. 1993. Telaah Kesuburan Tanah, Cetakan 10, Penerbit Angkasa, Bandung.

Moelyo, M. 2008. Peranan Biota Plankton Pada Perairan Waduk dan Danau, Tidak Dipublikasikan, Puslitbang SDA, Balitbang PU, Bandung

Pusat Litbang SDA. 2004. Pengelolaan Waduk dan Danau Dari Aspek Kualitas Lingkungan. Laporan Akhir, Badan Litbang Dep.PU, Bandung.

Pusat Litbang SDA. 1998. Laporan Hasil Pemantauan Kualitas Air Waduk Cirata. Laporan Teknis, Pusat Litbang SDA-PT. PLN Jawa Bali II Sektor Cirata, Bandung.

Rachmat, S. 1997. Korosi, Penerbit Tarsito, Bandung.

Ravera, O. 1979. Biological Aspect of Freshwater Pollution. Commission of The European Communities, Pergamon Press, Ispra, Italy.

Rompas, M.R. 1998. Kimia Lingkungan. Penerbit Tarsito, Bandung

Soderlund, R. dan Roswal, T. 1982. The Nitrogen Cycles. The Handbook of Environmental Chemistry, Vol. 1, Berlin, Hiedelberg.

Setiana, A. 1996. Pengendalian Pencemaran Air di Daerah Pengaliran Sungai. Prosiding Pengelolaan DPS Terpadu, BPPT, Jakarta.

Trethewey, K.R., dan Chamberlain, J., eds. 1991. Korosi Untuk Mahasiswa Sains dan Rekayasa. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Ott, W.R. 1978. Environmental Indices, Theory and Practic., Ann Arbor Science Publisher Inc. Mich. USA.

Ikawati, Y. 2007. Plankton Reduksi Emisi Gas Karbon. Artikel Harian Kompas Tgl. 19 Oktober 2007

Unduhan

Diterbitkan

2018-03-13

Cara Mengutip

Moelyo, M. (2018). TINGKAT KOROSIFITAS AIR TERHADAP INFRASTRUKTUR SUMBERDAYA AIR MENURUT DIN 4030 DAN LANGELIER SATURATION INDEX. JURNAL SUMBER DAYA AIR, 8(2), 187–200. https://doi.org/10.32679/jsda.v8i2.372

Terbitan

Bagian

ARTIKEL